Tuesday 19 March 2013

Ketika Penyadapan Bercerita Lain

The Lives of Others
(sebuah sinopsis bagian dari tugas kuliah urban saloon)


“An innocent prisoner will become more angry by the hour due to the injustice suffered. He will shout and rage. A guilty prisoner becomes more calm and quiet. Or he cries. He knows he's there for a reason. The best way to establish guilt or innocence is non-stop interrogation.”(Hauptmann Gerd Wiesler HGW XX/7)

Mengambil tempat dan alur waktu di Jerman Timur semasa tahun 80an dimana pada saat itu kebebasan berpendapat dan berekspresi menjadi hal yang sangat dilarang oleh pemerintah.

Saturday 16 March 2013

Kota, Arsitek dan Ridwan Kamil

Akhir-akhir ini mengikuti perkembangan perpolitikan di Indonesia yang sedang hangat-hangatnya dengan sejumlah perhelatan pesta demokrasi yaitu pemilihan kepala daerah di sejumlah propinsi dan kota di Indonesia. Berita terkini yang membuat saya tertarik adalah dengan diusungnya seorang Arsitek untuk menjadi calon walikota Bandung oleh beberapa partai politik.
Menarik untuk mencermati tokoh arsitek yang diusung adalah sosok Ridwan Kamil atau yang lebih populer dengan sebutan kang Emil. Belia adalah seorang arsitek ternama yang peduli dengan perkotaan beserta isu-isu sosial. Ini merupakan sebuah hal yang spesial bagi saya pribadi sebagai orang yang sama-sama berada dalam jalur profesi yang sama yaitu arsitek, walaupun saya msaih belum layak untuk disebut arsitek, namun setidak-tidaknya latar belakang pendidikan saya dan Kang Emil adalah sama-sama pernah belajar arsitektur.

****
Sekarang mari berbincang mengenai Kota, Arsitek dan Ridwan Kamil...

Kota merupakan hasil peradaban manusia. Kota pada hakikatnya merupakan sebuah kesatuan dari tiga komponen yang meliputi penduduk, kegiatan usaha serta ruang tempat fisiknya. 
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pertumbuhan populasi manusia meningkat tajam, gelombang perpindahan penduduk menuju kota-kota menjadi hal yang tidak terelakkan. Kota telah menjadi magnet bagi wilayah disekitarnya. Para ahli dan pengamat perkotaan telah memprediksi bahwa 70% populasi global pada tahun 2050 akan tinggal di perkotaan. Kondisi ini akan memunculkan berbagai tantangan, diantaranya persediaan lahan, energi, sumberdaya alam. Berbagai dampak buruk juga sudah diprediksi seperti meningkatnya polusi, permasalahan sosial, keamanan, rusaknya lingkungan dan lain sebagainya. 
"Masa depan peradaban manusia itu berada di Kota. Kalau salah mengelola kota maka hancurlah peradaban." (Ridwan Kamil)
Arsitek sebagai salah satu profesi yang bersentuhan langsung dengan perkembangan kota memiliki tanggung jawab dan peranan penting di masa depan. Kreatifitas, inovasi dan ide-ide dari arsitek diharapkan tidak hanya berdampak dalam pembangunan kota saja namun juga harus dapat menjawab tantangan-tantangannya, seperti:
  • Tanggap terhadap kelestarian lingkungan, serta meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya serta penggunaan energi.
  • Mengembangkan kota yang tanggap terhadap bencana alam dan bencana buatan manusia.
  • Mengembangkan kota yang berkelanjutan.
  • Mengembangkan kegiatan perekonomian, pendidikan serta memberikan peluang untuk kreativitas warganya.
Peran dan tanggung jawab arsitek di masa yang akan datang akan sangat penting sebagai salah satu agen terhadap perkembangan kota. Karya-karya arsitek idealnya tidak hanya mengedepankan ide-ide dan inovasi yang hanya diperuntukkan bagi pemilik modal atau pemilik proyek saja. Sudah saatnya arsitek berpikir luas melalui lintas pihak untuk menghasilkan karya-karya yang bisa mempengaruhi banyak pihak dan golongan.

Ada sebuah presentasi yang sangat menarik yang disampaikan oleh Ridwan Kamil, terkait dengan inspirasi-inspirasi beliau dalam upaya melakukan perubahan sosial diperkotaan.



Berkembangnya isu hangat mengenai majunya Ridwan Kamil sebagai calon walikota Bandung, membawa saya ke sebuah situs Wordpress beliau yang berisi tentang tulisan-tulisan beliau mengenai dunia arsitektur, perkotaan dan lain-lain. Sebuah kaliat menarik pada bagian About me adalah "Ridwan Kamil is a daydreamer and city lover". Jika Ridwan Kamli terpilih untuk menjadi walikota Bandung maka ini merupakan lompatan besar bagi Kang Emil untuk menginspirasi kita semua dalam membangun kota yang lebih baik lagi.

Tiga Tahun Kebersamaan Kita

Tiga Tahun Kebersamaan Kita
Untuk istriku tercinta: Rahmi Mutia binti Asmaruddin

Apakah masih membekas dalam ingatan?
Saat pertama kali kita berjumpa.
Apakah masih membekas dalam ingatan?
Saat pertama kali kita saling berbicara sekedar memperkenalkan diri.
Dalam suasana yang syahdu dan insya Allah diberkati Allah SWT

Thursday 14 March 2013

Cinematic Essay Dalam Arsitektur



Kanal Angin Pada Museum Teknik Hugo Junkers
Film telah lama digunakan dalam bidang ilmu arsitektur dan telah mengalami perkembangan yang begitu luas, mulai untuk keperluan mempresentasikan karya-karya arsitektur, dokumentasi arsitektur hingga sebuah kritik arsitektur.

Pada tulisan ini saya ingin memberikan sebuah contoh bagaimana film menjadi media untuk berargumentasi dalam arsitektur dalam konteks kematian arsitektur dalam konteks perkotaan.
Lazimnya sebuah film selalu menceritakan tentang sesuatu dengan cara naratif dan deskriptif. Namun untuk kali ini saya bersama teman-teman mendapatkan tugas kuliah untuk membuat film tentang fenomena kematian arsitektur dengan cara yang berbeda.

Perbedaannya adalah, film ini tidak menceritakan dan menjelaskan sesuatu, film ini membawa kita untuk menyaksikan pemeran melalui adegan-adegannya dalam mengeksplorasi karya arsitektur. dalam hal ini yang menjadi fokus eksplorasi adalah fenomena kematian sebuah objek arsitektur yaitu Museum Teknik Hugo Junkers di Dessau, Jerman.

Museum ini dulunya merupakan pabrik pembuatan pesawat terbang. Pabrik ini didirikan oleh Hugo Junkers untuk memproduksi pesawat terbang sipil dan pernah menjadi pionir industri penerbangan yang hebat di Jerman.
Oleh karenanya Hugo Junkers telah membuat Dessau yang merupakan kota kecil di Jerman Timur menjadi terkenal pada masa silam. Banyak raihan yang telah dicapai, khususnya untuk pesawat terbang bersayap tunggal berbahan full-metal pertama sekali pada tahun 1915. Pada perang dunia pertama, pabrik ini sempat memproduksi pesawat tempur dan setelah perang berakhir, ia kembali memproduksi pesawat untuk kebutuhan industri penerbangan sipil. Bangkitnya kekuasaan NAZI pada tahun 1933 menyebabkan keruntuhan pabrik pesawat Hugo Junkers.

Kematian arsitektur pada kasus ini adalah kematian pabrik pesawat terbang yang pada masa silamnya telah menjadi pionir penting dalam perkembangan industri penerbangan di Jerman. Sa'at ini yang tersisa adalah hanya sebuah museum. Banyak orang yang tidak tertarik dengan museum ini, karena mereka tidak tahu sejarah hebat yang telah dilalui oleh Hugo Junkers. Untuk itu dengan media film diharapkan dapat memberikan informasi bagi orang-orang agar untuk menghargai sejarah.

Anda dapat menyaksikan hasil film yang telah kami buat untuk kasus Technikmuseum Hugo Junkers.










Aceh Blogger - AcehPedia

Aceh Blogger - AcehPedia

Tuesday 12 March 2013

Garam & Telaga


nanicahyani.blogspot.comSuatu ketika, hiduplah seorang tua yang yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak tua yang bijak, hanya mendengarkan dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar pak tua itu.

"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak tua itu, sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-ngaduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".

"Segar.", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya pak tua lagi. "tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak, pak tua itu menepuknepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layanknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah rasa pahit itu sama, dan memang akan tetap sama.

"Tapi, kepahitan yang kita rasakan,, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung apada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Pak tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari tu. Dan pak tua, si orang bijak itu kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

(Sumber: e-book Motivasi Net)


Monday 11 March 2013

Asal Usul Kopi Aceh

Cyber Coffe : Asal Usul Kopi Aceh: Kopi Aceh berasal dari Belanda yang dibawa oleh seorang pengusaha Belanda pada abad XVII melalui Batavia (sekarang Jakarta) lalu masuk ke...